Jumat, 14 Desember 2007

Artikel

Seputar Indonesia : Masalah Obesitas Bayangi ODHA



ORANG dengan HIV /AIDS (ODHA) selama ini identik dengan tubuh yang kurus. Ternyata, obesitas juga ditemui pada kelompok HIV.
Pada mulanya, orang yang telah terinfeksi virus HIV mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Bahkan, seiring perjalanan waktu dan infeksi virus yang makin menyebar, tubuh akan makin kurus dan pucat.
Namun, pemandangan berbeda terjadi di negeri Paman Sam. Di Amerika,beberapa orang yang telah terinfeksi virus HIV, belum sepenuhnya mengalami AIDS, mempunyai masalah obesitas. Melengkapi ”sindroma kurus”sebagai permasalahan yang lebih mendapat perhatian.
Peneliti menemukan bahwa lingkar pinggang,mereka yang telah terinfeksi virus HIV semakin lama semakin lebar bersamaan dengan peningkatan rata-rata kenaikan berat badan orang Amerika. Bahkan, suatu penelitian terbaru menunjukkan, hampir dua pertiga penderita HIV mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Akibatnya, risiko diabetes, tekanan darah tinggi, serta kolesterol ikut meningkat.
”Kami mengusahakan mereka untuk menurunkan berat badan dan menjadi kurus. Kami juga menganjurkan mereka untuk menjaga kesehatan dengan menjaga kestabilan berat badan,” kata ketua peneliti Dr Nancy Crum-Cianflone of Tri- Service AIDS Clinical Consortium di San Diego.
Jutaan penduduk Amerika yang telah terinfeksi HIV/AIDS disertai ’sindrom’ untuk menguruskan berat badan. Sebanyak 10% mengalami penurunan berat badan yang tidak terkontrol disertai beberapa gejala yang lain seperti demam atau diare. Kondisi yang berbeda,penderita justru mengalami obesitas, disinyalir akibat efek dari obatobatan yang mengakibatkan kenaikan berat badan.
Kekuatan dari obat tersebut mampu untuk ”menjaga” virus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hasilnya, lebih banyak pasien HIV hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi virus yang sama dua dekade lalu. Di samping itu, ada kecenderungan mereka mempunyai kebiasaan makan dan sedikit berolahraga.
Beberapa ahli menjelaskan kondisi psikologis mereka. Seperti sebuah tanda, mereka yang telah terinfeksi HIV mengalami penurunan berat badan. Kemungkinan beberapa pasien menggunakan pil untuk menjaga berat badan agar tampak normal. ”Ini sangat jelas bahwa virus HIV menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian khusus, tidak bisa lagi diabaikan,” kata epidemiologist di AIDS prevention at the Centers for Disease Control and Prevention Dr John T Brooks.
Namun, Brooks tidak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Sementara itu, Crum-Cianflone menjadi sangat tertarik untuk memperhatikan masalah ini karena banyak pasien mereka yang mengalami kelebihan berat badan. Untuk itu, dia dan tim melakukan penelitian untuk mengetahui sebera- pa banyak ODHA yang mengalami obesitas.
Dia dan rekannya melihat catatan kesehatan 663 pasien yang telah terinfeksi HIV di rumah sakit Navy di San Diego dan Bethesda. Peneliti menganalisis catatan kesehatan tersebut, lamanya waktu mereka telah terinfeksi HIV serta pasien yang mempunyai masalah kesehatan diabetes atau tekanan darah tinggi.
Dalam penelitian ini ditemukan, sebanyak 63% mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Hanya sekitar 3% yang mempunyai berat badan di bawah normal dan selebihnya tidak tercatat.Yang paling menyedihkan, sebanyak 30% pasien AIDS mengalami kelebihan berat badan.
Secara umum, penemuan angka ini semakin mengejutkan karena penelitian diketahui pertama kali dari pihak militer. Dan tragisnya, mereka yang mengalami adalah pasangan atau istri dari anggota militer tersebut. Penelitian sebelumnya, sekitar 40% pasien HIV mengalami obesitas.

Tidak ada komentar: